sedingin alur...
yang mengalir indah...
kulihat angin
lalu ku tersenyum dengan senyumannya yang menyapaku
kulihat angin
lalu ku ketawa dengan bicaranya yang mencuit hati
kulihat angin
lalu ku tersipu dengan siulan nakalnya yang mengusikku
kulihat angin
lalu ku tenggelam dalam pelukan mesranya
kulihat angin
lalu ku lemas dalam membalas cintanya
dengan sepenuh cinta
kau melihatku
lalu katamu aku gila
mana mungkin aku melihat angin?
aku melihatmu
lalu kataku kau lah yang gila
dengan segala deria yang kau ada
tidakkah kau mampu melihatnya?
08 january 2012
15:38
bicara angin~
nota kaki: ah. purnama malam ni sangat subhanallaaaahhhhhh~! aaaaaaaaaaaa~! >.<
seindah bayu...
yang berbisik gundah...
yang mengalir indah...
kulihat angin
lalu ku tersenyum dengan senyumannya yang menyapaku
kulihat angin
lalu ku ketawa dengan bicaranya yang mencuit hati
kulihat angin
lalu ku tersipu dengan siulan nakalnya yang mengusikku
kulihat angin
lalu ku tenggelam dalam pelukan mesranya
kulihat angin
lalu ku lemas dalam membalas cintanya
dengan sepenuh cinta
kau melihatku
lalu katamu aku gila
mana mungkin aku melihat angin?
aku melihatmu
lalu kataku kau lah yang gila
dengan segala deria yang kau ada
tidakkah kau mampu melihatnya?
08 january 2012
15:38
bicara angin~
nota kaki: ah. purnama malam ni sangat subhanallaaaahhhhhh~! aaaaaaaaaaaa~! >.<
seindah bayu...
yang berbisik gundah...
kulihat angin
ReplyDeletelalu dia berkata
apa beritamu yang perlu kusampaikan pada dia?
sampaikan kepada bulan, keimanan adalah seperti cahayanya di tengah malam.
Anginpun hilang, menebrak tinggi ke awan.
pasti sudah disampaikan. dan pasti dia tersenyum bersetuju~
Deleteslm kunjungan ^^
ReplyDeletewahh nice puisi.. ^_^ good good good good..
ReplyDelete